Mengenai Saya

Foto saya
wonosobo, jawa tengah, Indonesia
aku adalah orang yang punya karakter 4C: Cantik,Centil,Cerewet,Ceria sekarang aku semester 4 di Prodi Pendidikan IPA dan tinggal di asrama halimah Pondok Pesantren Wahid Hasyim^_^

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Halaman

The World of Widdat

terima kasih udah mampir ke Dunia aku...hehe

PERAN STRATEGIS MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN SAINS DALAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI YANG TERBARUKAN

Oleh : Widdatul Barokah

Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY

Masih teringat dalam benak kita ketika mendengar kata “mahasiswa” di waktu SMA. Dalam pandangan kita, mahasiswa merupakan orang yang pintar, kritis, identik dengan idealismenya, bisa menemukan hal-hal yang baru, berdemonstrasi di depan gedung DPR, bebas berekspresi dan cakap dalam kehidupan bermasyarakat. Setelah kita menjadi mahasiswa sungguhan, ternyata mahasiswa tidak hanya monoton seperti itu. Mahasiswa bisa menjadi agen perubahan, dan kampus sebagai wadah kita untuk belajar bermasyarakat dan sosial.

Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dalam pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepretasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa dengan cara mereka sendiri. Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :

1. Sebagai penyampai kebenaran (agent of sosial control).

2. Sebagai agen perubahan (agent of change).

3. Sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).

Disini saya akan menjelaskan mengenai fungsi strategis mahasiswa sebagai agen perubahan dan generasi penerus masa depan khususnya dalam bidang pendidikan sains melalui energi yang terbarukan.

Untuk memahami sains bisa kita tinjau dari sisi istilah dimensi sains. Dari istilah, sains adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti sains mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi, dari sisi istilah sains adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

Hakekat sains ada tiga yaitu sains sebagai proses, produk, dan pengembangan sikap. Proses sains adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk sains. Proses sains ada dua macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses sains yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah observasi, pengukuran, dan klasifikasi.

Teknologi terbarukan merupakan produk dari hasil pembelajaran sains. Pendidikan Sains akan sangat bermanfaat ketika sains itu dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Ilmu-ilmu seperti fisika, kimia dan biologi tidak hanya sebagai hafalan dan sebagai pengetahuan saja tetapi ilmu-ilmu tersebut sebaiknya bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik dan yang paling lama menduduki bangku sekolah mempunyai horizon yang luas diantara masyarakat. Selain itu, mahasiswa adalah peserta didik yang paling tinggi tingkatannya seharusnya mampu berinovasi dari hasil mereka belajar dari TK sampai SMA. Apalagi mahasiswa sains, inovasi dan ide yang bagus harus selalu dikembangkan agar ilmu-ilmu yang didapat bermanfaat dan dinikmati hasilnya.

Sebenarnya, ide mengenai energi yang terbarukan sudah ada sejak dulu. Namun, hal itu hingga kini belum terealisasi dan dikembangkan secara optimal. Mahasiswa mendapatkan posisi yang sangat strategis dalam hal ini karena di usianya sedang memiliki energi yang maksimal. Sebagai mahasiswa yang produktif, mahasiswa harus berinovasi dan berkarya. Banyak wadah yang menunjang karya mahasiswa seperti PKM (Proposal Kegiatan Mahasiswa) yang nantinya akan diujikan ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Di PIMNAS ternyata banyak karya-karya yang mencengangkan. Seperti halnya mesin pendeteksi banjir karya mahasiswa UNY yang berhasil memenangkan PIMNAS tahun lalu.

Agen perubahan disini adalah sebagai manusia yang berubah karna keadaan bangsanya, berusaha untuk membangkitkan semangatnya agar bisa menghadapi tantangan bangsa. Apalagi sekarang sedang maraknya isu global warming, sumber daya alam seperti minyak bumi lambat laun akan habis seiring dipakainya oleh masyarakat dunia secara terus-menerus. Hal ini mendorong sejumlah mahasiswa UGM yang menamakan dirinya Kamase, yang merupakan kepanjangan dari Komunitas Mahasiswa Sentra Energi. Kamase merupakan suatu organisasi kemahasiswaan independen yang didirikan pertama kali di lingkungan Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada yang memilih untuk concern dibidang energi terbarukan. Pilihan ini diambil karena berangkat dari idealisme mahasiswa untuk mengambil peran aktif dalam upaya konservasi energi di Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa ketergantungan yang tinggi terhadap sumber-sumber energi tak terbarukan (bahan bakar fosil) di Indonesia telah membawa bangsa ini pada kondisi yang semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, perlu segera ditemukan solusi alternatif untuk menjamin ketersediaan energi (energi secure) dimasa mendatang.

Pada awalnya, Kamase yang didirikan pada tahun 2001 hanya merupakan kelompok lingkar studi mahasiswa Teknik Fisika yang melakukan kegiatan diskusi rutin untuk membahas isu-isu energi terbaru (the newest energi issues), dan menerbitkan buletin bulanan Kabare Kamase secara sederhana. Tujuan dari penerbitan bulletin tersebut selain untuk memperluaskan ide-ide dan gagasan Kamase dibidang energi terbarukan, juga sebagai media penyadaran akan permasalahan energi yang dihadapi saat ini, terutama kepada mahasiswa yang merupakan kelompok intelektualitas terbesar di negara ini. Selain itu, Kamase juga mengadakan beberapa kuliah umum bidang energi terbarukan di kampus UGM dengan menghadirkan pembicara dari dalam kampus dan luar kampus (pemerintah dan praktisi).

Lambat laun, kegiatan Kamase tidak terbatas pada diskusi dan penerbitan buletin. Upaya-upaya penyadaran akan pentingnya konservasi energi dan sosialisasi yang lebih massif tentang energi terbarukan telah dilakukan kepada khalayak yang lebih luas, terutama kepada para stakeholder melalui kegiatan-kegiatan seminar dan lokakarya, baik yang bersifat nasional maupun regional. Selain itu, Kamase juga mencoba untuk membangun jaringan dan kerjasama yang lebih luas, baik dengan pihak pemerintah maupun swasta, serta pihak-pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan energi di Indonesia untuk bersama-sama mencari pemecahan yang terbaik. Selain kegiatan yang bersifat ilmiah dan akademis, Kamase juga berusaha mengembangkan potensi energi terbarukan melalui kegiatan-kegiatan aplikatif di lapangan melalui pemberian advis teknis. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan tidak melupakan kegiatan utama, yaitu penguatan kapasitas intelektualitas kepada mahasiswa anggotanya.

Mahasiswa sebagai generasi penerus masa depan berarti mahasiswa sebagai pemuda yang akan melanjutkan perjuangan bangsa dalam mencapai tujuan kemerdekaan. Tujuan kemerdekaan itu ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Masa depan bangsa ini terletak pada pemudanya yang berarti mahasiswa itu sendiri. Adanya ide mengenai energi terbarukan dituangkan dalam Konferensi Energi yang berlangsung pada tanggal 12-13 Oktober 2010 di Gedung Bergengsi Rote Rathaus, Berlin. Konferensi tersebut telah selesai dan berhasil mencapai tujuannya untuk menyebarluaskan berbagai informasi terkait hydrocarbon dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Kegiatan internasional pertama yang digagas oleh PPI Jerman bekerjasama dengan KBRI Berlin dan Kementerian ESDM ini, dihadiri lebih dari 190 peserta, pemangku kepentingan di bidang energi terbarukan, baik dari Indonesia maupun Jerman.

Kepanitiaan dalam penyelenggaraan yang melibatkan peran aktif para mahasiswa Indonesia di Jerman tersebut, sekaligus merupakan wahana yang tepat bagi para generasi penerus untuk ikut memikirkan masa depan bangsa. Mereka datang dari seluruh kota Jerman untuk menyukseskan pembahasan masalah yang dihadapi bersama. Sebagaimana diketahui, permintaan energi di Indonesia terus mengalami peningkatan, dengan sektor industri sebagai konsumen utama energi. Energi tersebut sebagian besar dipenuhi oleh bahan bakar fosil seperti minyak, gas dan batubara. Namun ketersediaan energi itu terbatas, diperkirakan dalam kurun waktu 20-30 tahun mendatang akan mengalami krisis energi. Untuk itu, pengembangan EBT merupakan suatu alternatif penyelesaian yang mendesak.

Para ahli energi Jerman dan Indonesia dalam konverensi yang bertema “Toward the Sustainability of Energi in Indonesia: Hydrocarbon Outlooks and Trends of Renewable Energi” ini mempunyai pandangan yang sama. Indonesia, mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan EBT seperti panas bumi (geothermal), tenaga air (hydro), energi cahaya, energi angin dan biomassa, dalam rangka kelangsungan ketersediaan energi. Proyeksi penggunaaan EBT pada tahun ini sebesar 4,4%; masih dianggap jauh di bawah pemanfaatan energi fosil seperti batubara (30,7%), minyak bumi (43,9%) dan gas bumi (21%). Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan target untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan menjadi 17% pada tahun 2025. Bahkan, Kementerian ESDM telah menetapkan visi EBT 25/25, yaitu persentase penggunaan EBT pada tahun 2025 bisa 25% dari penggunaan seluruh energi.

Pengembangan EBT memiliki beberapa kelebihan diantaranya biaya operasional yang rendah, tidak mengenal masalah limbah, dan tidak menyebabkan kenaikan temperatur bumi. Namun, pengembangan energi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan yang perlu segera dicarikan solusinya, antara lain masih rendahnya harga jual energi fosil, rekayasa dan teknologi yang masih harus impor dari luar negeri serta biaya investasi yang tinggi.

Terkait ini, konverensi memandang pentingnya pengembangan upaya seperti peningkatan kemampuan SDM, khususnya melalui kalangan universitas dengan pembentukan center of excellence untuk masing-masing jenis energi terbarukan. Diperlukan upaya-upaya yang lebih untuk mendorong institusi pendidikan dan riset melakukan pengembangan tersebut. Upaya ini diperkirakan memerlukan waktu dan menuntut perhatian yang lebih dari para pemangku kepentingan. Selain itu, kerjasama dengan negara lain yang mempunyai keunggulan teknologi di bidang ini merupakan suatu hal yang sangat penting. Dalam kaitan ini, Jerman telah menyatakan keinginannya untuk menjadi mitra RI dalam pengembangan energi terbarukan. Langkah-langkah positif pun telah dilakukan oleh kalangan pengusaha kedua negara. Selain pendantanganan MOU antara GE Energi dan Ephindo Energi Private Limited, beberapa perusahaan RI-Jerman menjajaki kerjasama teknologi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan di Indonesia, antara lain pengembangan solar panel untuk perumahan di Indonesia.

Karya Tulis Ilmiah

Konverensi menjadi semakin bermakna karena membahas berbagai isu terkait pengembangan energi terbarukan di Indonesia dengan melibatkan kalangan pemerintah, akademisi, institut riset, pengusaha, dan peran aktif generasi penerus bangsa Indonesia yang sedang menempuh studi baik di dalam maupun luar negeri (antara lain Inggris, Jepang, Swedia, Norwegia dan Belanda). Peran nyata dari generasi muda dalam memikirkan masa depan bangsa sangat menonjol. Hal ini terlihat dari 120 paper terkait pengembangan energi terbarukan di Indonesia yang diterima oleh panitia, dimana sebanyak 30 paper telah terpilih untuk dipresentasikan dalam konverensi. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan (diantaranya pengorganisasian dan comprehensiveness), memutuskan pemenang kontes karya tulis ilmiah. Penyaji paper terbaik untuk kategori mahasiswa undergraduate adalah Dyah Raysa Laksitoresmi (IPB Bogor) dengan topik “Gel Biothanol Made From Seaweed Industrial Waste With Carboxymethylcellulose (CMC) Thickening Agent as Alternative Household Cooking Fuel“, sedang untuk kategori graduate adalah Maria Elfani (London Metropolitan University) dengan topik “Renewable Energi and Its Impact on Employment in Indonesia“. Suwarno, mahasiswa asal ITS Surabaya yang sedang belajar di Norwegia dengan topik “Modified Lithium Borohydride for Mobile Hydrogen Storage“ berhasil menyabet penghargaan untuk kategori topik paling mempunyai prospek untuk diterapkan di Indonesia di masa depan. Penghargaan kepada para pemenang disampaikan oleh Adolf Guggemos, Manajer Pemasaran Wilayah Asia, Voith Hydro Holding GmbH & Co.KG Jerman.

Para mahasiswa merasa senang karena nantinya mereka mempunyai kesempatan untuk menerapkan keterampilan yang diperoleh di Jerman, Indonesia atau menciptakan kesempatan kerja di negara lain, dengan memanfaatkan jasa dari Pusat untuk Integrasi dan Migrasi (CIM). Lembaga tersebut selain memberikan jasa bantuan keuangan, juga menyediakan jasa informasi dan konsultasi, penempatan kerja, dan jejaring. Pada sesi penutupan, Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo, menyampaikan rasa bangganya kepada para mahasiswa generasi penerus bangsa. Di sela-sela menumpuh studi, masih menyempatkan dirinya untuk ikut memikirkan permasalahan bangsa dan memberikan masukan yang relevan terhadap masa depan bangsa dalam topik yang sedang hangat di dunia, energi terbarukan. Lebih lanjut, Dubes mengharapkan adanya tidak lanjut dari konverensi atau penyelenggaraan secara berkesinambungan. Penutupan dimeriahkan dengan penampilan Piano Duet Sonja Sungkono dan Shanti Sungkono yang telah berkali-kali mengisi acara-acara besar di Berlin dan mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah dari para peserta (Sumber: KBRI Berlin).

Pemuda, dalam hal ini mahasiswa, dan teknologi memiliki hubungan yang sangat erat. Kaitan antara mahasiswa dan teknologi bisa dijabarkan sebagai manusia yang dalam usia produktif, penuh energi yang diharapkan dapat menciptakan teknologi dari yang sederhana sampai yang canggih atau dapat memanfaatkan teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya demi meningkatkan kualitas diri dan lingkungannya. Melalui pendidikan sainslah energi yang terbarukan tersebut muncul.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

----------------Widdatul Barokah Pendidikan IPA 10312241027-----------------------

Pemuda Indonesia Baru : Menjawab Tantangan Bangsa

Banyaknya tantangan bangsa di jaman sekarang tidak diimbangi dengan peran pemudanya. Bangsa ini justru terpuruk akibat ulah pemudanya seperti apatisme dan hedonisme.

Permasalahan bangsa Indonesia sekarang seperti meledaknya populasi ulat bulu, kasus Bank Century serta pembangunan gedung baru DPR agaknya luput dari perhatian para pemudanya. Sebagian kalangan pemuda justru asyik dengan kesibukannya mengupdate statusnya di facebook, twitter, friendster serta jejaring sosial lainnya. Nyaris pemuda Indonesia kurang berperan bahkan tidak tahu apa yang terjadi di indonesia sekarang ini, kebanyakan dari mereka cuek dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Entah itu pacaran, jalan-jalan, berfoya-foya atau kesibukan lain yang sama sekali tidak ada gunanya bagi masa depannya kelak. Padahal, masa depan Indonesia ada di tangan mereka. Bangsa ini sedang membutuhkan pemuda-pemuda yang tangguh dalam mengatasi tantangan bangsa yang begitu banyak ini.

Tantangan bangsa saat ini yaitu globalisme yang menyerang aspek budaya dan sosial. Bangsa Indonesia yang dulu dikenal sebagai bangsa yang pemalu, ramah tamah, sekarang berubah menjadi bangsa yang memalukan dan kurang sopan santun. Hal ini terjadi karena tingkat korupsi di Indonesia serta sikap pejabat tinggi Negara yang cenderung angkuh dan sombong kepada rakyat. Berdasarkan survei “Political & Economic Risk Consultasy” yang berbasis di Hongkong tahun 2010, Indonesia merupakan Negara paling korup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi pelaku bisnis. Penilaian didasarkan atas pandangan eksekutif bisnis yang menjalankan usaha di Negara terpilih. Negara terkorup adalah Indonesia, menyusul kemudian Kamboja, Vietnam, Filipina, Thailand, India, China, Taiwan, Korea, Macau, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Hong Kong, Australia dan Singapura.

Tingkat korupsi yang tinggi tersebut mendatangkan banyak reaksi dari kalangan pemuda. Ada yang demo, ada yang mengecam pemerintah, dan ada pula yang tidak peduli sama sekali. Ironisnya, sebagian besar pemuda bersikap tidak peduli. Mereka lebih mementingkan kelompoknya daripada kepentingan bangsa. Pemuda sekarang memang kritis, tetapi kekritisannya tersebut digunakan untuk kepentingan kelompoknya bukan untuk kepentingan bangsa. Hal ini menyebabkan perkelahian antarpemuda meningkat, rasa persatuan dan kesatuan bangsa menurun.

Seharusnya, pemuda sebagai agen perubahan dapat mengurangi masalah yang ada di Indonesia masa kini. Begitu banyak tantangan bangsa pada masa sekarang maupun masa depan. Pengaruh materialisme yang melahirkan budaya hedonis kini semakin merajalela di kalangan pemuda. Hal ini menyebabkan mereka menghamburkan uang daripada mencetak prestasi. Kampus sebagai character building mungkin tepat dijadikan lahan berpikir mahasiswa dalam menghadapi tantangan bangsa saat ini. Budaya mencontek dan plagiarisme harus dihilangkan guna menumbuhkan kreatifitas mahasiswa. Ilmu dan bekal pendidikan politik harus ditanamkan sejak dini. Organisasi di kampus sebagai sarana mengaktualisasikan diri, bukan untuk mencari prestisi. Dalam organisasi juga harus menanamkan kejujuran dan kedisiplinan dalam bertindak, menjalankan apa yang menjadi kewajiban.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Maka tidak ada salahnya kita menoleh Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Ketika itu para pemuda berkumpul untuk membicarakan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga lahirlah Sumpah Pemuda. Jadi, pemuda Indonesia baru yang akan menjawab tantangan bangsa adalah pemuda yang mau bersatu, jujur, disiplin dan tidak menyalahgunakan kewajibannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ESSAI

Nama : Widdatul Barokah

NIM : 10312241027

Prodi : Pendidikan IPA Subsidi

Kelas : A

PENTINGKAH UJIAN NASIONAL IPA???

Sejak tahun 2007 mata pelajaran IPA dimasukkan ke dalam ujian Nasional SMP. Mata pelajaran yang diujikan menjadi empat, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika dan IPA. Mengapa harus IPA? Padahal tidak semua murid kompeten dalam bidang IPA. Ditambah lagi, tingkat ketidaklulusan siswa bertambah disebabkan nilainya jatuh dalam pelajaran IPA dan matematika. Di sini saya akan menjabarkan hakekat IPA dan mengapa IPA menjadi salah satu komponen utama penentu kelulusan.

Untuk memahami IPA bisa kita tinjau dari sisi istilah dimensi IPA. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi, dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

Hakekat IPA ada tiga yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA. Proses IPA ada dua macam yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah observasi, pengukuran, dan klasifikasi.

Masuknya IPA ke dalam mata ujian SMP sepertinya aneh dalam sistem pendidikan Indonesia. Bagaimana tidak? Kita tahu bahwa Ilmu Pengetahuan ada dua yaitu; alam dan sosial. Terutama di SMA, jurusan yang ada yaitu IPA, IPS dan yang baru-baru ini, jurusan bahasa. Namun, tonggak kelulusan SMP ada di mata pelajaran IPA. Padahal IPA merupakan salah satu momok yang menakutkan bagi siswa SMP. Mungkin jika IPS diikutsertakan dalam ujian Nasional, hal itu akan menjadi lebih adil dalam sistem Pendidikan. Akan tetapi, pada hakikatnya science atau ilmu alam begitu penting untuk dipelajari, bahkan berpengaruh sampai ke perguruan tinggi. Selanjutnya, posisi IPA dalam pendidikan sangat berpengaruh dalam masa depan peserta didik. Setelah lulus dari SMP, peserta didik akan melanjutkan ke SMA atau ke SMK. Dimana pada tahap itu, peserta didik akan kembali dihadapkan pada mata pelajaran IPA. Bahkan ilmu fisika yang merupakan bagian dari IPA menjadi ilmu yang penting dalam jurusan otomotif di SMK. Ilmu kimia dan biologi erat kaitannya di jurusan Tata Boga SMK. Ketika peserta didik lulus dari SMA maupun SMK, mereka dihadapkan pada perguruan tinggi yang menetapkan 3 kategori tes masuk. Tiga kategori tes masuk tersebut adalah IPA, IPS dan IPC. Untuk kategori IPC (Ilmu Pengetahuan Campuran) banyak dari SMA yang jurusannya IPA mendaftar ke kelompok IPS, bahkan kebanyakan dari mereka bisa masuk dalam jurusan akuntansi, manajemen, sejarah dll yang merupakan kategori IPS. Sedangkan mereka yang dari jurusan IPS jarang yang masuk ke jurusan yang termasuk kategori IPA. Jadi, sebenarnya masuknya IPA di Ujian Nasional SMP adalah salah satu langkah konkret pemerintah untuk lebih mempersiapkan peserta didik ke jenjang selanjutnya dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi peserta didik. Sebenarnya peserta didik cenderung berubah-ubah dalam menentukan cita-citanya terutama ketika mereka masuk ke perguruan tinggi.

Ketika mereka sudah menduduki bangku kelas X SMA, bobot mata pelajaran IPA lebih banyak dari IPS. Dalam seminggu ada 8 jam mata pelajaran IPA yang terpecah menjadi 3 jam fisika, 3 jam biologi, dan 2 jam kimia. IPS hanya ada 5 jam dalam satu minggunya, yaitu 2 jam geografi, 2 jam ekonomi, dan 1 jam sejarah. Perbandingan 8 : 5 sangat mendiskriminasi IPS. Anak yang mahir dalam pelajaran IPA dikategorikan sebagai anak yang cerdas. Akan tetapi, mereka yang tidak mahir dalam mata pelajaran IPA padahal berbakat di bidang lain, dikategorikan anak yang “biasa-biasa saja”. Ini terjadi karena mata pelajaran IPA lebih sering diberikan daripada IPS.

Meskipun IPA merupakan momok, pada kenyataannya IPA mudah jika dipelajari dan dipahami. IPA adalah ilmu pasti sama halnya dengan matematika. Hal ini terbukti dari data Dinas Pendidikan DKI Jakarta tahun 2010 mengenai rata-rata hasil UN SMP, mata pelajaran IPA mendapatkan rangking satu dalam hal perolehan nilai 100. Sebanyak 1.406 siswa mendapatkan nilai sempurna dalam mata pelajaran ini. Menyusul kemudian mata pelajaran matematika yaitu dengan 1.150 siswa, kemudian bahasa Inggris dengan 271 siswa dan yang terakhir adalah bahasa Indonesia yaitu 14 siswa. Tetapi dalam hal rata-rata memang IPA menduduki rangking kedua, yaitu 6,46. Kalah dengan bahasa Indonesia dengan rata-rata 7,23. Sama halnya dengan catatan Dinas Pendidikan Jawa Timur, faktor yang berpengaruh dalam ketidaklulusan siswa SMP adalah mata pelajaran bahasa Inggris, IPA, dan matematika. Sebanyak 30.915 siswa gagal dalam mata pelajaran bahasa Inggris, 28.161 pada matematika, 26.578 pada IPA, dan terakhir 15.725 pada bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa meskipun Ujian Nasional IPA sebagai momok tetapi pada kenyataannya para siswa SMP bisa mengerjakannya, bahkan banyak yang mendapatkan nilai 100. Sepertinya kita jangan mendiskreditkan IPA yang kelihatannya lebih berkuasa daripada IPS. Mengikutsertakan IPS di tingkat SMP menurut hipotesa saya tidak membuat IPS menjadi lebih disukai, lebih menarik, untuk murid-murid SMP, dan tidak membuat mereka menjadi makhluk sosial yang lebih baik. Atau singkatnya tidak menjadikan IPS lebih berarti. Kalau ada UANnya, target pembelajaran menjadi UAN, bukan lagi membuat ilmu itu menarik atau membuat murid berminat terhadap ilmu sosial. Untuk lulus UAN yang diperlukan hanya satu: menghapalkan nama-nama, tanggal-tanggal dll.

Jadi, masuknya IPA dalam Ujian Nasional SMP merupakan hal yang penting. Bahkan sangat penting dalam sistem pendidikan. Fisika, kimia, biologi yang termasuk di dalamnya merupakan ilmu dasar untuk mempelajari hal-hal lain yang sebenarnya bukan berbasic IPA. Siswa pun bisa mengerjakan Ujian Nasional IPA meskipun awalnya mengaku sulit.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS